NARASAKU.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan Kamis (6/11/2025).
Setelah sempat terkoreksi karena aksi ambil untung, IHSG berhasil rebound dan ditutup naik 0,13% ke level 8.329,40 pada akhir sesi pertama.
Sebanyak 363 saham menguat, 263 melemah, dan 182 stagnan. Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp 11,34 triliun dengan total 15,50 miliar saham berpindah tangan melalui 1,51 juta transaksi.
Baca Juga:Lo Kheng Hong Makin Tajir! Tambah 1,35 Juta Saham Gajah Tunggal (GJTL)Harga Emas Hari Ini 6 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun, Antam Naik Rp27.000 per Gram
Sektor Energi dan Industri Jadi Penggerak Kuat IHSG
Kinerja IHSG hari ini didorong terutama oleh sektor energi, industri, dan konsumer non-primer yang mencatatkan penguatan paling tinggi.
Sebaliknya, sektor utilitas serta konsumer primer menjadi penekan utama indeks karena mengalami pelemahan.
Kenaikan IHSG juga ditopang oleh sejumlah emiten berkapitalisasi besar dan saham konglomerasi.
Salah satu penggerak utamanya adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang melonjak 7,28% ke Rp 94.625 per saham, berkontribusi 24,77 poin terhadap penguatan indeks.
Selain itu, Petrosea (PTRO) dan Barito Pacific (BRPT) yang berada di bawah kendali konglomerat Prajogo Pangestu turut menopang IHSG dengan sumbangan kenaikan masing-masing 2,01 dan 1,07 poin.
Saham lain yang turut menjadi pendorong adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI), MORA, dan BELI yang semuanya bergerak positif seiring meningkatnya minat beli investor domestik.
Arus Modal Asing Masih Mengalir Masuk
Dalam dua hari terakhir, IHSG juga diuntungkan oleh aliran dana asing (foreign inflow).
Baca Juga:Prediksi Harga Bitcoin November 2025: Risiko Masih Tinggi, tapi Peluang Rebound TerbukaRisiko Likuiditas Global: The Fed dan PBOC Suntik Dana Besar, Apa Dampaknya bagi Pasar?
Pada perdagangan sebelumnya, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 1,31 triliun, dengan total pembelian mencapai Rp 6,59 triliun dan penjualan Rp 5,28 triliun.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa investor global masih memiliki sentimen positif terhadap pasar saham Indonesia, meski volatilitas global masih tinggi.
Sentimen Global dan Domestik Mewarnai Pasar
Pelaku pasar hari ini menghadapi beragam faktor yang memengaruhi arah pergerakan indeks.
Dari dalam negeri, investor masih mencerna data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 serta hasil review MSCI yang baru saja diumumkan.
Sementara dari luar negeri, perhatian pasar tertuju pada perkembangan pasar tenaga kerja Amerika Serikat dan ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS (government shutdown).
Data ekonomi terbaru AS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi masih sangat kuat.
