Harga Bitcoin dan Ether Turun Tajam , Pasar Kripto Melemah Akibat Gelombang Aksi Jual

Bitcoin
Dua aset digital terbesar bitcoin (BTC) dan ether (ETH) terjun cukup dalam.
0 Komentar

NARASAKU.COM – Pasar aset kripto kembali menunjukkan sinyal negatif pada awal pekan ini.

Dua aset digital terbesar bitcoin (BTC) dan ether (ETH) terjun cukup dalam setelah aksi jual masif menggoyang kepercayaan pelaku pasar.

Koreksi ini tak hanya menekan kedua aset tersebut, tetapi juga menyeret mayoritas altcoin ke zona merah.

Baca Juga:Rupiah Menguat di Awal Desember 2025: Surplus Dagang Menyempit, Ekspor Batu Bara Turun, dan Dolar AS MelemahHarga Bitcoin Anjlok 30%: Kekayaan Satoshi Nakamoto Turun Rp 713 Triliun, Pasar Kripto Panik

Data perdagangan Senin (1/12) waktu AS yang dikutip dari CNBC menunjukkan bahwa hingga pukul 16.19 ET (atau 23.00 WIB), harga bitcoin merosot ke level US$ 85.894,03, setara penurunan sekitar 6%.

Ether bahkan mengalami tekanan lebih besar, jatuh 8,4% ke level US$ 2.776,39.

Solana Ikut Ambruk, Altcoin Lainnya Kompak Memerah

Tidak hanya bitcoin dan ether, aset kripto populer lain seperti Solana ikut terperosok. Solana terkoreksi lebih dari 9%, membuat harganya kembali turun di bawah US$ 125.

Tren negatif ini menyebar ke hampir seluruh aset kripto utama, mencerminkan kondisi pasar yang tengah dilanda kekhawatiran.

Penurunan serempak ini mengindikasikan bahwa sentimen bearish masih dominan, serta memperkuat pandangan bahwa investor sedang melakukan konsolidasi posisi secara agresif.

Ben Emons, Pendiri dan CIO Fedwatch Advisors, menilai pelemahan pasar kali ini bukan terjadi secara mendadak.

Menurutnya, sejak awal Oktober, pasar kripto sudah berada dalam fase rapuh akibat aksi jual yang berlarut-larut.

Koreksi berkelanjutan ini membuat pondasi pasar kurang stabil dan mudah terpukul oleh tekanan baru.

Baca Juga:IHSG Hari Ini Rebound di Zona Hijau, Sektor Energi dan Saham Konglomerat Jadi PenopangLo Kheng Hong Makin Tajir! Tambah 1,35 Juta Saham Gajah Tunggal (GJTL)

Ia menyebut kondisi psikologis investor saat ini masih dipenuhi ketidakpastian, sehingga sedikit sentimen negatif saja sudah cukup untuk memicu gelombang jual berikutnya.

Leverage Tinggi Jadi Bom Waktu di Pasar Kripto

Salah satu faktor yang memperparah gejolak harga adalah penggunaan leverage yang sangat tinggi oleh sebagian besar trader.

Banyak investor meminjam modal untuk memperbesar posisi mereka, tetapi tak menyadari risiko likuidasi yang mengintai.

Emons menjelaskan: Banyak posisi leverage di bitcoin masih terbuka. Jika harga turun mendekati titik tertentu, likuidasi otomatis bisa terjadi. Dan, gelombang likuidasi biasanya mempercepat kejatuhan harga

“Masih banyak leverage dalam Bitcoin yang belum terhapus. Jika harga kembali terkoreksi, kita bisa melihat lebih banyak likuidasi,” ujarnya.

0 Komentar